Indonesia yang masuk dalam jajaran Negara paling berpolusi no 3 sedunia, setidaknya boleh berbangga hati. Di tengah – tengah mirisnya pendidikan di negeri ini, sebuah inovasi baru di bidang pendidikan Indonesia hadir di Bali, jantung pariwisata negeri kita.
Green School, Yang terletak di desa Sibang Kaja, 30 km daei pusat kota Denpasar. Sebuah sekolah unik yang digagas oleh John Hardy, seorang desainer dan pengusaha jewelry yang sukses.
Sekolah unik nan ajaib ini merupakan satu – satu-nya sekolah di dunia yang bangunannya terbuat dari batang bamboo yang ramah lingkungan. Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan sapi. Ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, perpustakaan, dll.
Kemudian yang takalah uniknya adalah jembatan bamboo yang membentang di tengah – tengah sekolah, yang dibawahnya mengalir sungai Ayung. Benar – benar alam ??? Yup… memang itulah salah satu visi dan juga kelebihan sekolah ini… INTERAKSI DENGAN ALAM…
Para murid diajarkan untuk dekat dengan alam, mulai dari cara menanam padi, memproduksi coklat sendiri. Semua itu tak lepas dari harapan agar murid – murid mereka mengerti tentang berbagai hal dalam kehidupan, dan mampu menjadi pemimpin di dunia yang selalu berubah dan menantang ini.
Pendeknya, mereka-para pelajar-akan tahu segala hal dari organic gardening hingga mendesain website, dari menjalankan bisnis kecil hingga menekan emisi karbon, menjadi orang yang membanggakan dan dapat dipercaya mengelola kehidupan dengan lebih baik, di tengah krisis bumi ini.
Harganya ?? jangan ditanya… . Orang tua yang mampu menyiapkan uang untuk registrasi $ 500, Uang bangunan tahunan $ 950 dan buat grade I-VI uang sekolahnya setahun $ 7.950 adalah syarat untuk menyekolahkan anaknya di Green School Bali, tidaklah heran bila murid – muridnya sendiri lebih banyak terdiri dari kaum ekspatriat dan orang asing
Meski begitu, Green School menyediakan beasiswa pendidikan, maklum… sekolah ini baru berdiri 2 bulan lalu.
Di sisi yang lain seharusnya keberadaan Green School menginspirasi pemerintah dan swasta membuat sekolah yang mirip namun lebih affordable dalam biaya.
Bukan apa, sebagai anak negeri, miris rasanya melihat anak – anak bule yang terkenal bersih itu mau bermain – main dengan lumpur dan duduk lesehan di atas tikar, kemudian mampu bercocok tanam, menanam padi, dan membudidayakan udang. Sedangkan kita ? masuk ke lumpur saja mungkin tidak pernah, apalagi menanam padi ? padahal bercocok tanam merupakan identitas bangsa kita sebagai negara agraris.
Andaikata sekolah di negeri ini seperti Green School, mungkin tidak akan ada lagi yang namanya illegal logging, dan pembabatan hutan secara liar, karena sejak kecil mereka telah diajarkan bagaimana cara mencintai alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....