Hal tersebut diungkapkan Syahrial, Kepala Staf Informasi Konsumen, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sumatera Barat.
“Kami menghimbau agar masyarakat harus selektif dalam memilih bahan makanan atau pangan siap saji selama bulan ramadhan, terutama yang mengandung bahan kimia dan pewarna,” paparnya.
Hal ini bukan hanya isapan jempol belaka terlebih pada tahun sebelumnya BPOM melakukan uji sampel terhadap 150 sampel makanan yang tersebar selama bulan ramadhan.
Hasil dari uji sampel menyebutkan sekitar 22 persen makanan yang tersebar selama bulan puasa 2010 tidak layak konsumsi, karena mengandung bahan-bahan berbahaya.
Ia menjelaskan hal ini akan dilakukan oleh para pedagang karena selama bulan ramadhan konsumsi masyarakat meningkat dibandingakan bulan lainnya.
“Peningkatan permintaan dan konsumsi selama bulan ramadhan membuat para pedagang menginginkan keuntungan yang besar tanpa memperdulikan bahaya yang ditimbulkan baik jangka pendek seperti batuk maupun jangka panjang seperti kanker dan ginjal,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa temuan dari tahun-tahun sebelumnya terdapat bahan borak dan Rodamin-B (zat pewarna pakaian) yang biasanya terdapat pada jenis kolak, cendol, sirup dan makanan sejenisnya.
“Diharapkan dengan adanya data-data sebelumnya masyarakat perlu waspada terhadap makanan siap saji dan pedagang juga harus bisa mengontrol pemakaian bahan-bahan makanan serta tidak menggunakan bahan berbahaya bagi manusia,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....