Ledakan Big Bang Awal Terciptanya Alam Semesta |
Alam semesta ini sangat besar, sehingga kita sulit mengetahui seberapa
besar dan luasnya. Alam semesta terdiri dari miliaran galaksi dan benda-benda
langit yang tidak terhitung banyaknya, ini adalah kebesaran Allah SWT. Hanya
sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa
dikenali, sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
Sepanjang sejarah dunia, manusia mempunyai rasa ingin tahu yang amat besar
tentang dunia ruang angkasa yang sangat luas. Ini terbukti dari dikirimnya
astronot ke luar angkasa sejak dulu sampai yang pertama bisa menginjak bulan
adalah pesawat Apollo 11. Hingga saat ini kejadian alam yang sementara berlaku
adalah teori Big Bang, yaitu teori ledakan besar.
Menurut teori Big Bang terbentuknya bumi 14 miliar tahun yang lalu karena
adanya ledakan besar. Hal ini menunjukkan bahwa dahulu ruang angkasa, galaksi,
planet-planet, matahari, bumi, dan semua benda yang ada di alam semesta menjadi
satu. Kemudian terpisah karena terjadinya ledakan besar sehingga terbentuk bumi
seperti sekarang ini.
Dari ledakan besar tersebut membuat “keteraturan” di alam semesta ini.
Miliaran galaksi, planet, dan benda-benda lain bisa tersusun rapi dan berfungsi
dengan tepat. Sungguh sempurna keteraturan tersebut.
Jika kita melihat kembali yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an Az-zumar
ayat 5:
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
Dan Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 33:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan”
Dari potongan ayat diatas jelaslah bahwa bumi dan semua benda-benda ruang
angkasa saling berputar secara teratur. Dan manusia boleh meneliti apa yang ada
di angkasa luas, tetapi jangan lupa bahwa semua sesuai kehendak Allah SWT.
1.
Asal Mula Penciptaan Alam Semesta
Ilmu pengetahuan moderen, ilmu
astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas
menunjukkan bahwa pada suatu
saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat
dan tak tembus pandang, The
First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg,
hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut
standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan
bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu.
Bintang-bintang yang berkilauan yang
kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa
materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ
دُخَانٌ
Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)
Karena bumi dan langit di atasnya
(matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari
'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan
bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk
dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)
Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli
ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi
pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia
berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak
mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari
materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam
beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi
mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak
mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak
akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi
dan langit berasal dari hal yang satu."
2.
Teori Penciptaan Alam Semesta
·
Teori Big Bang
Big
Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari
ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para
astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan
mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap
dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal
yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba
dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan
gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam
semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan
ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di
segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya
diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit
Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian
tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang
telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori
Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah
jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan
teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat:
Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
·
Teori Alam Yang Berosilasi (Oscillating Theory).
Weinberg menggambarkan bahwa alam
semesta berkembang kempis, meledak dan berekspansi untuk kemudian kembali lagi
mengecil berulang-ulang tanpa awal dan tanpa akhir. Teori ini jelas mencoba
mengingkari Sang Kreator Agung sebagai pencipta
alam semesta yang memulai/menciptakan alam dari tiada menjadi ada.
·
Teori Alam Dalam Keadaan Tetap (Steady State Universe Theory)
Teori Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam semesta selalu
memuai dengan laju tetap dan materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya,
dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Teori
ini diajukan oleh ahli kosmologi bangsa Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan
Thomas Gold). Dikatakan bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di
mana-mana sama setiap saat. Agar alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka
perlu diciptakan bahan baru secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan
tekanan yang memaksa alam semesta memuai secara terus-menerus. Bahan baru
tersebut selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang
ditimbulkan karena pemuaian.
Penciptaan zat berkesinambungan dalam ruang angkasa yang
nampaknya kosong itu, diterima secara skeptis oleh para ahli, termasuk Wilson
dan Penzias, ahli astronomi radio. Dalam observasinya
pada tahun 1964, kedua ilmuwan ini menemukan sisa radiasi gelombang makro
disegenap penjuru alam. Penemuan radiasi gelombang ini merupakan efek dari
ledakan dahsyat. Hal ini kemudian memperkuat teori Big Bang. Karena berbagai
fakta astrofisika ditemukan. Maka Hoyle dan para ilmuwan yang sepaham
dengannya, mulai meninggalkan teori keadaan tetap yang digagasnya sendiri itu.
B. Asal Mula Penciptaan Makhluk Hidup
Suatu benda dikatakan hidup jika mampu
menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas,
tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism,
berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan
adaptasi.Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).
1) Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.
Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.
2) Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.
Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
<Sumber>
assalaamu alaikum wrwb.
BalasHapusSalama kenal, dan mohon ijin copas artikelnya.
Syukron katsiir