Berikut ini adalah kebiasaan buruk warga Jakarta yang pernah dikeluhkan oleh Jokowi.
1. Buang limbah rumah tangga sembarangan
Selain penataan Kali Ciliwung, hal yang menjadi perhatian Jokowi
adalah penanganan limbah rumah tangga. Menurutnya, penanganan limbah
tersebut masih jauh dari standar di kota-kota besar lainnya yang ada di
dunia.
"Penanganan limbah rumah tangga ini segera dilaksanakan, dibandingkan kota lain, Jakarta hanya bisa mencapai angka 2,38 persen, lainnya sudah mencapai 60 persen, bahkan Singapura sudah 100 persen. Kita perlu kejar," ujarnya.
Persoalan kali di kampung-kampung Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi dan Ahok. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi berjanji akan membuat kali-kali di Jakarta bersih.
Tumpukan sampah yang kerap menggenangi kali akan dibersihkan. Seperti kali di Pademangan, Jakarta Utara. Kali Pademangan yang tadinya dangkal dan banyak tumpukan sampah kini menjadi berkurang setelah dikunjungi oleh Jokowi.
Menurut Jokowi, pengerukan sungai akan menjadi prioritas dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Nantinya pengerukan akan diprioritaskan pada sungai-sungai besar terlebih dahulu.
"Sungai-sungai utama dulu pengerukannya dikejar supaya dipercepat kalau ga ya tiap tahun kita akan gini terus," terang Jokowi.
2. Belantara bendera dan spanduk
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau Ibu Kota Jakarta berwajah berantakan. Jokowi tak ingin Jakarta menjadi belantara reklame.
"Oleh sebab itu, yang spanduk, bendera, baliho itu harus diatur semuanya. Ada ruang khusus untuk itu," kata Jokowi di Jakarta, Senin (3/12).
Menurut Jokowi, kondisi Jakarta sekarang di semua jalan ada spanduk dan bendera. "Nanti diberi ruang biar kelihatan rapi lah, jadi tidak kelihatan belantara baliho, belantara reklame, belantara bendera-bendera seperti itu yang terjadi sekarang," kata Jokowi.
Gubernur DKI Joko Widodo
menyoroti masalah sampah yang menjadi salah satu penyebab datangnya
banjir tiap kali musim hujan tiba. Dia ingin ada kesadaran dari
masyarakat agar sampah-sampah itu tak dibuang sembarangan.
Menurut Jokowi, saat meninjau langsung ke Pintu Air Manggarai, dirinya langsung memerintahkan agar sampah di sana segera dibersihkan. Namun, beberapa hari kemudian saat didatangi sampah sudah kembali menumpuk.
"Manggarai tiga hari dibersihkan. Begitu diam, tiga hari lagi datang sampah, kasur datang. Ini tugas sekalian jangan buang sampah di selokan, drainase, kalau engga, enggak akan rampung masalah kita," kata Jokowi di Istora Senayan, Minggu (2/12).
Jokowi mengaku sengaja turun langsung ke lapangan karena ingin melihat kondisi yang sesungguhnya. Dia melihat kebiasaan warga Jakarta buang sampah sembarangan sangat tinggi.
"Budaya buang sampah 30 persen atau 6.000 ton. Nah 2.000 ton masuk ke selokan dan sungai, gimana kita enggak kena banjir. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
"Tanyakan ke aparat. Mestinya seluruh masyarakat mempunyai rasa memiliki. Itu fasilitas masyarakat, fasilitas kota, sehingga semuanya harus menjaga, memelihara," ujar Jokowi, Senin (12/11).
Atas kejadian ini, Jokowi mengatakan, akan memasang CCTV di setiap halte TransJakarta. Walaupun nantinya juga akan dipasang di setiap kelurahan, kecamatan dan terminal.
"Semua tempat nanti di kelurahan, kecamatan, terminal, semuanya akan dipasangi CCTV, termasuk di Busway. Supaya controlnya lebih mudah," kata dia.
Mantan wali kota Solo ini menambahkan jika memang ada yang melihat pelaku, seharusnya langsung ditangkap. Seandainya warga takut melakukannya bisa dilakukan penangkapan secara massal.
"Kalau ada yang nembakin, lihat langsung tangkap, kalau perlu massa yang nangkap," katanya.
"Penanganan limbah rumah tangga ini segera dilaksanakan, dibandingkan kota lain, Jakarta hanya bisa mencapai angka 2,38 persen, lainnya sudah mencapai 60 persen, bahkan Singapura sudah 100 persen. Kita perlu kejar," ujarnya.
Persoalan kali di kampung-kampung Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi dan Ahok. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi berjanji akan membuat kali-kali di Jakarta bersih.
Tumpukan sampah yang kerap menggenangi kali akan dibersihkan. Seperti kali di Pademangan, Jakarta Utara. Kali Pademangan yang tadinya dangkal dan banyak tumpukan sampah kini menjadi berkurang setelah dikunjungi oleh Jokowi.
Menurut Jokowi, pengerukan sungai akan menjadi prioritas dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Nantinya pengerukan akan diprioritaskan pada sungai-sungai besar terlebih dahulu.
"Sungai-sungai utama dulu pengerukannya dikejar supaya dipercepat kalau ga ya tiap tahun kita akan gini terus," terang Jokowi.
2. Belantara bendera dan spanduk
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau Ibu Kota Jakarta berwajah berantakan. Jokowi tak ingin Jakarta menjadi belantara reklame.
"Oleh sebab itu, yang spanduk, bendera, baliho itu harus diatur semuanya. Ada ruang khusus untuk itu," kata Jokowi di Jakarta, Senin (3/12).
Menurut Jokowi, kondisi Jakarta sekarang di semua jalan ada spanduk dan bendera. "Nanti diberi ruang biar kelihatan rapi lah, jadi tidak kelihatan belantara baliho, belantara reklame, belantara bendera-bendera seperti itu yang terjadi sekarang," kata Jokowi.
3. Buang sampah sembarangan
Menurut Jokowi, saat meninjau langsung ke Pintu Air Manggarai, dirinya langsung memerintahkan agar sampah di sana segera dibersihkan. Namun, beberapa hari kemudian saat didatangi sampah sudah kembali menumpuk.
"Manggarai tiga hari dibersihkan. Begitu diam, tiga hari lagi datang sampah, kasur datang. Ini tugas sekalian jangan buang sampah di selokan, drainase, kalau engga, enggak akan rampung masalah kita," kata Jokowi di Istora Senayan, Minggu (2/12).
Jokowi mengaku sengaja turun langsung ke lapangan karena ingin melihat kondisi yang sesungguhnya. Dia melihat kebiasaan warga Jakarta buang sampah sembarangan sangat tinggi.
"Budaya buang sampah 30 persen atau 6.000 ton. Nah 2.000 ton masuk ke selokan dan sungai, gimana kita enggak kena banjir. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
4. Tidak Mematuhi Rambu2 Lalu Lintas (Menabrak lampu merah)
Setiap hari masih banyak dijumpai pengendara mobil dan motor
di Jakarta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Padahal, dibuatnya
rambu-rambu di jalan untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Untuk mengubah perilaku pengendara di jalan tidaklah mudah. Dibutuhkan sistem yang jelas dan perubahan budaya.
"Pertama memang yang paling penting perubahan budaya, perubahan perilaku yang paling penting di situ," kata Jokowi saat mengunjungi taman di Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/10) malam.
Untuk mengatasi persoalan ini, Jokowi sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Salah satu solusinya adalah ketegasan dan aturan harus ditegakkan.
Jokowi pun mengimbau kepada warga ibu kota agar disiplin berlalu lintas demi menghindari macet yang sulit terurai.
"Masyarakat harus punya kesadaran untuk tertib lalu lintas, budaya tertib, kalau tidak tiap hari mentok kaya itu terus," ujar Jokowi, Sabtu (24/11).
Untuk mengubah perilaku pengendara di jalan tidaklah mudah. Dibutuhkan sistem yang jelas dan perubahan budaya.
"Pertama memang yang paling penting perubahan budaya, perubahan perilaku yang paling penting di situ," kata Jokowi saat mengunjungi taman di Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/10) malam.
Untuk mengatasi persoalan ini, Jokowi sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Salah satu solusinya adalah ketegasan dan aturan harus ditegakkan.
Jokowi pun mengimbau kepada warga ibu kota agar disiplin berlalu lintas demi menghindari macet yang sulit terurai.
"Masyarakat harus punya kesadaran untuk tertib lalu lintas, budaya tertib, kalau tidak tiap hari mentok kaya itu terus," ujar Jokowi, Sabtu (24/11).
5. Tidak bisa merawat fasilitas umum
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar seluruh masyarakat Jakarta dapat menjaga fasilitas umum. Hal ini dikarenakan kembalinya peristiwa penembakan di dua halte TransJakarta di Tugu Pancoran dan Halte BKPM, Jalan MT Haryono, Tebet, Minggu (11/11) dini hari."Tanyakan ke aparat. Mestinya seluruh masyarakat mempunyai rasa memiliki. Itu fasilitas masyarakat, fasilitas kota, sehingga semuanya harus menjaga, memelihara," ujar Jokowi, Senin (12/11).
Atas kejadian ini, Jokowi mengatakan, akan memasang CCTV di setiap halte TransJakarta. Walaupun nantinya juga akan dipasang di setiap kelurahan, kecamatan dan terminal.
"Semua tempat nanti di kelurahan, kecamatan, terminal, semuanya akan dipasangi CCTV, termasuk di Busway. Supaya controlnya lebih mudah," kata dia.
Mantan wali kota Solo ini menambahkan jika memang ada yang melihat pelaku, seharusnya langsung ditangkap. Seandainya warga takut melakukannya bisa dilakukan penangkapan secara massal.
"Kalau ada yang nembakin, lihat langsung tangkap, kalau perlu massa yang nangkap," katanya.
6. Tak bisa merawat rusun
Jokowi
mengeluhkan kondisi rumah susun di berbagai wilayah yang cenderung
tidak dirawat dengan baik. Perbaikan kampung kumuh termasuk rusun yang
kotor merupakan upaya Jokowi
untuk membangun Jakarta yang lebih bersih dan indah serta jauh dari
kekumuhan. Enam blok rumah susun di Tanah Tinggi dipercantik.
"Rusun sudah jelek dan kusam, saya minta segera dicat," kata Jokowi.
Beberapa rusun di Jakarta pun dipercantik. Yang sudah dilakukan seperti di Rusun Tanah Tinggi. Rusun itu kini sudah dicat warna hijau.<source>
"Rusun sudah jelek dan kusam, saya minta segera dicat," kata Jokowi.
Beberapa rusun di Jakarta pun dipercantik. Yang sudah dilakukan seperti di Rusun Tanah Tinggi. Rusun itu kini sudah dicat warna hijau.<source>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....