12 Feb 2013

Keluarga Kerajaan Inggris Terus Sebarkan Sentimen Islamofobia

Inggris selalu memperlakukan Muslim dengan beberapa derajat diskriminasi dan fanatisme
Sejarah Islam telah melampaui telinga sensitif di Kepulauan Inggris, pulau terbesar di Eropa, selama pemerintahan penguasa seperti George Orwell dan Elizabeth II, yang ditandai dengan meningkatnya sentimen Islamofobia.


Sistem kerajaan Inggris telah mengadopsi pendekatan diskriminatif Islam yang sama vis-à-vis, itu digunakan untuk latihan terhadap penduduk kulit hitam atau minoritas lain di negeri itu.

Ini berarti bahwa monarki Inggris selalu memperlakukan Muslim dengan beberapa derajat diskriminasi dan fanatisme dibandingkan dengan masyarakat bangsa kulit putih.

Untuk tujuan ini, badan-badan ilmiah Inggris yang berafiliasi dengan aparat kerajaan negara itu selalu mengancam sosiolog dan sejarawan yang tidak mengacu pada pendekatan diskriminatif keluarga kerajaan terhadap Muslim.

Tahun 1583 Masehi, penguasa Inggris pada waktu itu memerintahkan agen-agennya untuk mempekerjakan banyak Muslim sebagai budak dari negara-negara seperti India, Maroko, dan beberapa negara yang berafiliasi dengan kekaisaran Ottoman.

Para raja bahkan menggunakan mereka untuk memaksa umat Islam agar masuk agama Kristen yang bertentangan dengan keinginan mereka.

Pada 1725, banyak umat Islam yang dibawa ke Inggris dari Afrika Utara untuk dipekerjakan sebagai budak oleh keluarga kerajaan negara itu.

Sepanjang sejarah, para penguasa Inggris telah mengejar kebijakan Islamofobia untuk mencegah penyebaran Islam di seluruh Eropa.

Sentimen tersebut begitu kuat di Barat, khususnya Inggris, bahwa istilah 'Islamofobia' tidak cukup mengungkapkan berbagai dan kedalaman antipati terhadap Islam dan Muslim.

Sikap dan kebijakan terhadap Muslim di Inggris dan Eropa memiliki campuran rasa takut (fobia) dan rasisme langsung.<sip>

3 komentar:

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....