Tanggal 5 November 2010 merupakan hari yang buruk bagi warga sekitar kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Erupsi terjadi disusul dengan awan panas merusak dan membakar apapun di hadapannya.
Rumah keluarga Wati ini menjadi saksinya. Suhu 400 derajat lebih yang menyelimuti saat kejadian membuat harta benda keluarga tersebut meleleh dan terbakar.
Wati menatanya kembali sebagai museum bagi mereka yang mengikuti napak tilas bencana Merapi, tur lava.
Berikut adalah foto-foto Perabotan dan Alat2 yang terkena awan panas atau wedus gembel saat terjadi Letusan Gunung Merapi Beberapa Tahun yang lalu :
|
Televisi yang meleleh |
|
Kedua televisi milik Wati yang meleleh di bagian belakangnya. |
|
Koleksi keris milik suami Wati yang tersisa. |
|
Gamelan milik keluarga Wati. |
|
Koleksi gelas dan teko yang meleleh |
|
Tumpukan CD dan kaset yang turut terbakar dan meleleh. |
|
Lampu dan televisi yang terbakar. |
|
Bas milik keluarga Wati yang hampir tak bersisa. |
|
Keyboard yang bahkan hanya sedikit tersisa. |
|
Uang receh yang konon diambil dari dalam pecahan celengan yang terbakar. |
|
Botol dan perangkat dapur terbuat dari kaca yang meleleh. |
|
Peralatan dapur yang tersisa. |
|
Koleksi tas keluarga Wati. |
|
Tulang anjing peliharaan yang terbunuh saat tragedi awan panas. |
|
Benda-benda yang terbuat dari tanah liat malah tidak turut terbakar. |
|
Jam dinding yang jarumnya berhenti tepat ketika puncak awan panas terjadi. |
|
Beberapa pakaian dan harta Wati sekeluarga. |
|
Tempat duduk yang bagian bantalnya sudah tak ada. |
|
Bekas akuarium yang terbakar dan pecah. |
|
Motor milik keluarga Wati turut terbakar. |
|
Tulang sapi yang dahulu merupakan peliharaan keluarga Wati. |
Mengenai Wedus Gembel .... ?Mengutip Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian
(BPPTK), awan panas Merapi terdiri dari dua bagian. Pertama, bagian
fragmen batuan dalam berbagai ukuran, termasuk yang seukuran debu, dan
kedua, gumpalan gas bersuhu 200-700 derajat celsius.
Kedua unsur
ini bercampur mengalir secara turbulen dengan kecepatan lebih dari 80
kilometer per jam. Yang menewaskan banyak warga lereng Merapi beberapa
waktu lalu bahkan mencapai kecepatan 200 km per jam saat turun dari
punggung gunung. Abu vulkanik tersebar dari awan panas yang terbang dan
terendapkan menurut besar dan arah angin.
Jarak luncur awan panas
umumnya bergantung kepada volume dan formasinya dan bergerak mengikuti
alur topografi dan lembah sungai.Volume lebih besar akan menjangkau area
yang lebih jauh akibat pengaruh momentum dan efek lain. Tak heran
apabila pada letusan besar, awan panas bisa menjangkau hingga 15
kilometer. Awan panas letusan biasanya bisa mengalir sejauh lebih dari 8
kilometer dari puncak.
Selain volume, jauhnya jarak luncur awan
panas juga dipengaruhi oleh temperatur yang lebih tinggi, kandungan gas
lebih banyak, dan memiliki kecepatan awal lateral pada saat jatuh.
Dengan kondisi lebih banyak gas dan temperatur tinggi,
wedhus gembel
dipastikan merusak apa saja yang ditemuinya. Jadi siapa pun yang berada
di sekitar Merapi selayaknya tidak ingin bertemu dengan "binatang" satu
ini.
Sumber.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....