Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebutkan
Pemerintah Indonesia gagal dalam mengambil tindakan tepat terkait dengan
diskriminasi, pelarangan, serta serangan yang kerap terjadi terhadap
penganut agama minoritas.
Hal itu tercantum dalam Laporan Tahunan Kebebasan Beragama di
Indonesia 2012 yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di
Jakarta, Selasa, yang merupakan laporan tahunan Deplu AS soal kebebasan
beragama di mancanegara.
"Sikap hormat pemerintah terhadap kebebasan beragama tidak mengalami
perubahan signifikan selama tahun tersebut, namun tahun lalu pemerintah
terkadang gagal melindungi hak-hak kelompok agama minoritas," tulis
laporan yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai bagian
dari "2012 Report on International Religious Freedom" itu.
Menurut laporan itu, sekalipun secara umum pemerintah menghormati
kebebasan beragama bagi enam agama yang diakui secara resmi, namun tidak
bagi kelompok-kelompok yang berada di luar keenam agama tersebut, atau
kelompok-kelompok yang ada di dalam enam agama resmi yang mempunyai
pemahaman yang dianggap oleh para pemimpin lokal atau nasional
menyimpang atau melecehkan agama.
Laporan itu mencatat sejumlah laporan yang menyatakan bahwa polisi
bekerja sama dengan kelompok garis keras dalam melawan anggota sekte
yang mereka anggap "menyimpang" saat menegakkan peraturan
perundang-undangan yang membatasi kebebasan beragama.
Dicontohkan bagaimana aparat keamanan pemerintah gagal bertindak ketika pelaku non-pemerintah menyerang sekte-sekte minoritas.
Pemerintah Daerah, menurut laporan tersebut, terus menghalangi
pembangunan rumah ibadah oleh kelompok-kelompok minoritas di dalam
lingkungan mereka, dan pemerintah pusat dinilai gagal untuk menjalankan
dua putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengizinkan pembangunan untuk dua
gereja Kristen.
Laporan itu juga mengutip adanya laporan tentang kekerasan sosial dan
diskriminasi berdasarkan afiliasi agama, keyakinan atau adat. Kekerasan
tersebut, tambah laporan itu, terkadang meliputi kejadian kekerasan
komunal kaum mayoritas terhadap pihak minoritas.
"Walau kekerasan tersebut kadang terjadi antarkelompok sekte, faktor
penyebabnya seringkali lebih rumit, seperti manipulasi politik,
kesenjangan ekonomi, konflik antar-keluarga, dan perselisihan lahan,"
tulis laporan itu.
Pemerintah Amerika Serikat dalam laporan itu disebutkan telah
membahas kebebasan beragama dengan Pemerintah Indonesia dan para
pemimpin masyarakat.
"Melalui berbagai upaya organisasi dan program budaya, pihak kedutaan
dan konsulat menekankan pentingnya rasa hormat atas keberagaman dan
toleransi beragama".
Pemerintah Amerika Serikat juga telah mempromosikan pesan toleransi
beragama kepada jutaan orang di seluruh Indonesia melalui media massa,
kegiatan public speaking, pertukaran pemuda dan program pendidikan. (sip)
sungguh disayangkan selama ini bangsa Indonesia tidak lagi menerima pelatihan Character Building dari negara !!!
BalasHapus