23 Sep 2013

Inilah Sejarah Kota Kendal Jawa Tengah


Nama Kendal diambil dari nama sebuah pohon yakni Pohon Kendal. Pohon yang berdaun
rimbun itu sudah dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500 – 1546 M yaitu pada
masa Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal pemerintahannya tahun 1521 M, Sultan
Trenggono pernah memerintah Sunan Katong untuk memesan Pusaka kepada Pakuwojo.
Peristiwa yang menimbulkan pertentangan dan mengakibatkan pertentangan dan mengakibatkan
kematian itu tercatat dalam Prasasti. Bahkan hingga sekarang makam kedua tokoh dalam
sejarah Kendal yang berada di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu itu masih dikeramatkan
masyarakat secara luas. Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana memandang keindahan
dan kerindangan pohon Kendal yang tumbuh di lingkungan sekitar. Sambil menikmati
pemandangan pohon Kendal yang nampak “sari” itu, Beliau menyebut bahwa di daerah tersebut
kelak bakal disebut “Kendalsari”. Pohon besar yang oleh warga masyarakat disebut-sebut
berada di pinggir Jln Pemuda Kendal itu juga dikenal dengan nama Kendal Growong karena
batangnya berlubang atau growong.
Kota Kendal

Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah atau
daerah setelah Sunan Katong menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh berita-
berita perjalanan Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15 di
Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan terkenal yaitu Semarang, Tegal dan Kendal. Bahkan oleh
Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah Pesisir Tanah Jawa itu memiliki yang
arti sangat penting.

Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendal

Sejarah Kota Kendal adalah adanya seorang pemuda bernama Joko Bahu putra dari Ki Ageng Cempaluk yang bertempat tinggal di Daerah Kesesi Kabupaten Pekalongan. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang
mencintai sesama dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan daerahnya. Atas
keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Hanyokrokusumo mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada
pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua putranya
gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin
penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan
sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.
Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya Tumenggung Bahurekso sebagai
penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan kurang tepat. Karena momentum tersebut
merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal
tersebut diambil sebagai momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis.
Munculnya istilah “gagal dan gugur” dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan membentuk
bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.
Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus 2006, dengan mengundang para pakar
dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr. Djuliati Suroyo ( guru besar Fakultas sastra Undip
Semarang ), Dr. Wasino, M.Hum ( dosen Pasca Sarjana Unnes ) H. Moenadi ( Tokoh Masyarakat
Kendal dengan moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan penelitian dan
pengkajian secara komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum
pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak diterapkannya hari jadi.
Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605. Tangal tersebut persis
hari Kamis Legi malam jumat pahing tahun 1527 Caka. Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya
ditetapkan melalui Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006,
tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal ( Lembaran Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E
nomor 15 ) Pemerintahan Kabupaten Kendal Sekarang dan Jaman Doeloe Kaiwungu pernah berjaya sebagai pusat pemerintahan sejak awal berdirinya Kabupaten Kendal. Namun karena kondisi perpolitikan di
pusat Mataram pada waktu itu dan adanya pertimbangan untuk perkembangan
pemerintahan, menyebabkan pusat pemerintahan tersebut pindah ke kota Kendal hingga sekarang.
Sehingga akhirnya Kaliwungu hanya digunakan untuk tempat tinggal kerabat Ayahanda Bupati
yang sering disebut sebagai Kasepuhan. Sedangkan pemerintahannya dijadikan sebagai daerah administrasi yaitu Distrik Kaliwungu. Bupati Kendal dan Pusat Pemerintahan dari Masa ke Masa
1. Ki Tumenggung Bahurekso, 1605 – 1628.
2. Ki Ngabei Wiraseca, 1629 -1641.
3. Ki Ngabei Mertayuda, 1641 – 1649.
4. Ki Ngabei Wangsadipradja, 1649 – 1650.
5. Ki Ngabei Wangsawirapradja, 1650 – 1661.
6. Ki Ngabei Wangsawirasraya, 1661 – 1663.
7. KRT. Singawijaya, 1663 – 1668.
8. KRT. Mertawijaya 1668 – 1694.
9. Kompang ( Wakil ) 1694 – 1700.
10. KRT. Mertawijaya II 1700 – 1725.
11. KRT. Mertawijaya III 1725 – 1730.
12. KRT. Singawijaya II ( Kendilwesi ) 1730 -
1755.
13. KRT. Sumanegara I 1755 – 1780.
14. KRT. Sumanegara II 1780 – 1785.
15. KRT. Surahadinegara 1785 – 1805.
16. KRT. Adipati Prawirodiningrat I 1805 – 1811.
17. KRT. Adipati Prawiradiningrat II (Bupati
terakhir Kendal dengan Pusat Pemerintahan
masih di Kaliwungu) 1811-1830.
18. KRT. Adipati Purbadiningrat ( Asal Gresik )
Menantu Bupati P. Ario Prawirodingrat II
1830 -1850.
19. KRT. Adipati Sasrahadiningrat 1850 – 1857.
20. KR. Adipati Ario Notohamiprojo 1857
-1890.
21. KRT. Adipati Ario Notonegoro Putra Bupati
Pangeran Ario Notohamiprojo 1890 – 1911.
22. KRT . Adipati Natahanipradja 1911 – 1938.
23. KRT. Adipati Parwitz Purbanegara 1938 -
1942.
24. RM. Kusumahudaya 1942 – 1945.
25. R. Sukarno 1945 – 1948.
26. R. Ruslan 1948 – 1950.
27. R. Prayirno 1950 – 1957.
28. R. Sujono 1957 – 1960.
29. R. Salatun 1960 – 1965.
30. Mayor Infantri R. Sunardi 1965 – 1967.
31. Letkol RM. Suryosusena 1967 – 1972.
32. Drs. H Abdoes Saleh Ranawidjaja 1972 -
1979.
33. Drs. H Herman Soemarmo 1979 – 1984.
34. H. Soedono Yusuf 1984 – 1989.
35. H. Soemojo Hadiwinoto, SH 1989 – 1999.
36. Drs. H. Jumadi 1999 – 1999.
37. H. Hendy Boedoro SH, M.Si – Drs. H.
Masdiki Yusak, Mpd 2000 – 2005.
38. Drs. Suwarto Nasucha, M.Si – Pj. Bupati
Kendal 2005 – 2005.
39. H. Hendy Boedoro SH, M.Si – Dra. Hj. Siti
Nurmarkesi, Masa Jabatan 2005 – 2010.
40. Dra. Hj. Siti Nurmarkesi – Wakil Bupati
Kendal yang melaksanakan tugas dan
kewajiban Bupati Kendal, 2007 – 2009.
41. Dra. Hj. Siti Nurmarkesi, Masa Jabatan tgl
22 Juli 2009 s/d 22 Agustus 2010.
42. dr. Hj. Widya Kandi Susanti, MM. Terhitung
mulai tgl. 23 Agustus 2010 s/d sekarang.
Ketua DPRD Kabupaten Kendal
Sejak Pemilu Tahun 1955 sampai sekarang DPRD
Kabupaten Kendal dipimpin 13 orang, yaitu:
1. Mardi Hady, 1955-1957
2. Waluyo Wignjonijoso, 1957-1962
3. Mardi Hady, 1965-1967
4. H. Macfudz Amin, 1967-1972
5. Urip Ischak, 1972-1977
6. Drs. Hasan Basari, 1977-1980
7. Achmad Soetrisno, 1980-1982
8. Achmad Soetrisno, 1982-1987
9. Sofian Purwosubroto, 1987-1992
10. Kol. Infantri Kusnadi, 1992-1997
11. Abu Bakar Wakkano, 1997-1999
12. Sutrimo, 1999-2004
13. Drs. H. Ahmat Suyuti, 2004-2009
14. Anik Kasiyani, 2009-2014
Sumber: Buku Refleksi Hari Jadi Ke-405 Kabupaten
Kendal Tahun 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....