Untuk menekan jumlah penderita kusta di wilayahnya, Sudin Kesehatan Jakarta Timur rutin menggelar pengobatan di sejumlah puskesmas di wilayahnya serta menggelar sosialisasi dengan mengunjungi rumah pasien penderita kusta. Berdasarkan catatan yang dimiliki Sudin Kesehatan Jakarta Timur, hingga saat ini, jumlah penderita kusta di wilayah Jakarta Timur tertinggi terdapat di dua kecamatan yakni, Kramatjati dan Cakung dengan jumlah kasus masing-masing sebanyak 37.
Kepala Sudin Jakarta Timur, Yenuarti mengungkapkan, data terakhir total penderita kusta di wilayahnya pada tahun 2010 lalu berjumlah 147 kasus. Rinciannya, 37 kasus masing-masing di Cakung dan di Kramatjati, 18 kasus di Pasarrebo, 17 kasus di Durensawit, 11 kasus di Ciracas, 10 kasus di Jatinegara, 8 kasus di Pulogadung, 5 kasus di Cipayung, 3 kasus di Matraman dan 1 kasus di Makasar. “Di tahun 2011 ini kami belum menemukan kasusnya. Tapi kami terus melakukan pendataan di lapangan,” ujar Yenuarti, Senin (28/3).
Saat ini, dikatakan Yenuarti, prevalensi penderita kusta di Jakarta sebesar 0,6 per 10 ribu penduduk. Artinya, setiap 10 ribu penduduk, 0,6 persennya merupakan menderita kusta. Angka ini terbilang kecil karena perbandingannya masih di bawah angka satu.
Selain melakukan pengobatan, dijelaskan Yenuarti, pihaknya juga mengunjungi ruma para penderita kusta. Selain untuk melihat perkembangan kesembuhan pasiennya, juga untuk melihat atau mencari temuan baru. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada penderita kusta di lingkungan sekitar rumah penderita.
Kemudian, di setiap puskesmas, juga ada pelatihan penanganan penderita kusta bagi dokter. Sehingga diharapkan ilmu yang dimiliki dokter itu terus bertambah dalam menangani penyakit kusta. Sejauh ini belum ada ruang perawatan khusus bagi penderita kusta di puskesmas. Sebab, selama ini penderita hanya menjalani pengobatan.
"Kami juga memberikan penyuluhan pada para penderita kusta. Dengan harapan mereka tidak merasa tersisih bermasyarakat. Sebab umumnya penderita kusta itu malu dan enggan bergaul," paparnya. Adapun penyakit kusta sendiri disebabkan oleh kuman. Saat ini terdapat dua jenis kusta, yakni jenis basah dan kering. Kusta basah dapat menular sedangkan kusta kering tidak menular.
Kepada para pendirta kusta, dirinya menyarankan agar segera berobat dan tidak perlu ragu atau malu. Sebab, jika tidak segera diobati, bagian organ tubuh penderita yang terserang kusta dapat diamputasi.
Saat ini, dikatakan Yenuarti, prevalensi penderita kusta di Jakarta sebesar 0,6 per 10 ribu penduduk. Artinya, setiap 10 ribu penduduk, 0,6 persennya merupakan menderita kusta. Angka ini terbilang kecil karena perbandingannya masih di bawah angka satu.
Selain melakukan pengobatan, dijelaskan Yenuarti, pihaknya juga mengunjungi ruma para penderita kusta. Selain untuk melihat perkembangan kesembuhan pasiennya, juga untuk melihat atau mencari temuan baru. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada penderita kusta di lingkungan sekitar rumah penderita.
Kemudian, di setiap puskesmas, juga ada pelatihan penanganan penderita kusta bagi dokter. Sehingga diharapkan ilmu yang dimiliki dokter itu terus bertambah dalam menangani penyakit kusta. Sejauh ini belum ada ruang perawatan khusus bagi penderita kusta di puskesmas. Sebab, selama ini penderita hanya menjalani pengobatan.
"Kami juga memberikan penyuluhan pada para penderita kusta. Dengan harapan mereka tidak merasa tersisih bermasyarakat. Sebab umumnya penderita kusta itu malu dan enggan bergaul," paparnya. Adapun penyakit kusta sendiri disebabkan oleh kuman. Saat ini terdapat dua jenis kusta, yakni jenis basah dan kering. Kusta basah dapat menular sedangkan kusta kering tidak menular.
Kepada para pendirta kusta, dirinya menyarankan agar segera berobat dan tidak perlu ragu atau malu. Sebab, jika tidak segera diobati, bagian organ tubuh penderita yang terserang kusta dapat diamputasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....