10 Jun 2011

Eh..Ternyata 48,8 Juta Penduduk Indonesia Masih Tinggal di Hutan lho..

Yogyakarta, Degradasi hutan selain berdampak pada penurunan produksi hasil hutan, hilangnya biodiversity, juga berperan meningkatkan kemiskinan dan konflik di dalam masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2003 tercatat sekitar 48,8 juta jiwa atau 22 persen dari 219,9 juta jiwa penduduk Indonesia yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, dan 10,2 juta jiwa di antaranya dalam klasifikasi penduduk miskin.

Dari data tersebut, diketahui sekitar 6 juta jiwa penduduk memiliki mata pencaharian langsung dari hutan, sekitar 3,4 juta jiwa di antaranya bekerja di sektor swasta kehutanan. Namun demikian, kebijakan pemerintah pembangunan bidang kehutanan yang dilakukan selama ini dinilai belum mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar areal hutan secara optimal. Hal itu disebabkan masih adanya saling ketidakpercayaan antara pemerintah dengan masyarakat.

"Kegagalan pembangunan kehutanan tersebut lebih disebabkan oleh tidak adanya kepercayaan. Masih ada anggapan bahwa masyarakat perusak hutan," kata Imam Suramenggala SHut MSc mahasiswa S3 Fakultas Kehutanan UGM dalam seminar bulanan yang dilaksanakan Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) UGM.

Menurutnya, dengan terus meluasnya degradasi hutan, turunnya produktifitas kayu, dan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan serta munculnya berbagai konflik pemanfataan sumberdaya hutan menggambarkan kegagalan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan kehutanan.

Padahal, keberadaan sumberdaya hutan sangat penting bagi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan, hal ini ditunjukkan dari budaya dan diterapkannya nilai-nilai kearifan lokal yang merupakan hasil interakasi masyarakat dengan sumber daya hutan.

Namun seiring dengan berubahnya kondisi hutan dan terbukanya akses ekonomi terhadap hutan secara luas menyebabkan terjadinya pergeseran tata nilai dan budaya masyarakat terhadap hutan dan ekosistemnya.

Diakuinya, keberhasilan masyarakat dalam mengelola hutan secara mandiri di beberapa daerah menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat memiliki peluang dan modal sosial yang cukup besar dalam pembangunan kehutanan.

Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat dalam mengelola sumberdaya hutan merupakan hasil interaksi yang sangat lama dengan lingkungannya, akibat pendekatan pengelolaan oleh masyarakat pasti berbasis ekosistem dan ekonomi kerakyatan.

"Karenanya nilai-nilai yang baik ini perlu kita ambil sebagai modal sosial dalam mencapai tujuan pembangunan kehutanan," tutur staf Dinas Kehutanan Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur itu.

( Bambang Unjianto / CN26 / JBSM )


http://suaramerdeka.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....