Nyamuk aedes aegypti |
Dalam penelitiannya, tim mahasiswa yang terdiri dari Maisel Priskila Sisilia, Dwi Sutanti, dan Arief Noviartara itu mamanfaatkan daun dan bunga tembelek. Dari bagian itu ada potensi sebagai insektisida nabati yang mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humule (mengandung minyak atsiri), b caryophyllene, g terpidene, a pinene dan rcymene.
Tanaman Tembelek |
Pada tahap ekstraksi, tanaman tembelek daun dan bunga tanaman tembelek dipetik kemudian dicuci dan dihaluskan. Lalu diperas untuk mendapatkan larutan ekstrak. "Hasil ekstraksi ini langsung digunakan untuk membuat lotion," kata Maisel.
Pembuatan lotion dilakukan dengan mencampurkan hasil ekstraksi dengan minyak kayu putih dan cleansing milk. Kemudian bahan diaduk hingga merata dan tinggal menambahkan parfume aromatic. Setelah beberapa saat, lotion itu tinggal dipindah ke dalam botol dan ditutup rapat untuk menghindari pengeringan.
Dari penelitian yang dilakukan tim ini, dibuat tiga jenis lotion. Terdiri dari lotion A dengan kadar ekstrak tanaman tembelek 10 persen, lotion B dengan kadar ekstrak 20 persen dan lotion C dengan kadar ekstrak 30 persen.
"Secara keseluruhan ekstrak tembelek dengan kadar 20 persen memiliki kualitas paling baik," kata Dwi. Kualitas itu diperlihatkan dari segi keefektifan, tekstur, warna, bau, dan tampilan.
Pembuatan lotion ini dilatarbelakangi keprihatinan maraknya produk lotion anti nyamuk yang beredar namun mengandung bahan berbahaya bagi manusia meski sangat praktis. Bahan berbahaya yang banyak terkandung dalam obat anti nyamuk itu adalah propoxur dan transfluthrin.
"Tapi zat yang sangat berbahaya dalam lotion anti nyamuk adalah racun bernama Diethyltoluamide atau DEET," kata Dwi. DEET ini sangat korosif, dimana juga membuat lotion tidak dapat disimpan dalam wadah plastik PVC atau besi karena akan segera mengikis lapisannya dalam hitungan minggu. source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....