19 Okt 2012

Siput Ninja dan Serangga Raksasa dari Borneo

Siput "ninja" berekor panjang

Seekor katak tanpa paru-paru, keong berekor panjang hingga serangga terpanjang di dunia adalah spesies baru yang ditemukan dalam tiga tahun sejak rencana konservasi hutan Borneo digelar.

Rencana itu secara bersama-sama dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia untuk melindungi 220.000 km persegi hutan hujan tropis yang tak tergantikan.

Dalam laporan World Wildlife Fund berjudul "Borneo's New World" ditemukan spesies baru di Borneo yang menjadi paru-paru dunia. Secara terinci ditemukan 123 spesies baru sejak konservasi digelar mulai Februari 2007.

"Dalam tiga tahun terakhir, penemuan ilmiah independen membuktikan adanya kehidupan baru yang terus ditemukan di Borneo," kata Adam Tomasek, pemimpin Heart of Borneo (HoB) dari WWF seperti dikutip thestar.com, 23 April 2010.

Misalnya, keong ekor panjang dijuluki siput "ninja". Keong ini ditemukan pada daun di hutan dataran tinggi, di mana makhluk itu suka membungkus ekor panjang di sekitar tubuhnya ketika beristirahat.

Keong ini merupakan bagian dari sebuah keluarga invertebrata yang unik. Ia menggunakan "anak panah" saat bercinta dengan pasangan. Tombak kecil akan menembus dan menyuntikkan hormon ke pasangan sehingga meningkatkan peluang terjadinya reproduksi.
katak tanpa paru-paru dari Borneo
Katak tanpa paru2 dari Borneo


Spesies lainnya adalah serangga raksasa yang panjangnya 57 centimeter. Ini ditemukan pada 2008 dan hanya tiga spesimen yang telah ditemukan. Di Borneo telah lama terkenal dihuni oleh serangga raksasa, termasuk beberapa kecoak besar sepanjang 10 cm.
Para penjelajah sesungguhnya telah mengunjungi pulau Kalimantan selama berabad-abad. Namun, wilayah yang luas membuat kawasan ini belum dieksplorasi secara biologi.

"Hamparan hutan tak tergantikan ini dapat dilestarikan bagi anak-anak kita," katanya. Janji bahwa akan lebih banyak penemuan yang menggoda untuk generasi berikutnya akan mendorong peneliti merenung.
HoB adalah rumah bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 burung, 150 reptil dan amfibi. Yang lebih mengejutkan 10.000 tanaman yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Rata-rata penemuan sejak HoB dibentuk mencapai lebih dari tiga spesies baru per bulan. Ini adalah fakta yang cukup untuk meyakinkan bahwa keputusan melindungi Kalimantan merupakan tindak yang benar. Dengan begitu banyak spesies baru ditemukan setiap bulan, WWF telah membuat suatu wilayah menjadi prioritas global.

Berdasarkan perjanjian 2007, tiga pemerintah yang menguasai wilayah Kalimantan berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan kawasan dan manajemen lintas batas, pengembangan ekowisata, serta mendukung pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

Tiga tahun ini, kata Tomasek, rencana Heart of Borneo membuktikan bahwa Kalimantan menjadi wilayah tak tergantikan untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Caranya, dengan membentuk sebuah kerangka kerja aksi untuk melindungi keanekaragaman hayati Borneo secara global.
Sumber: thestar.com, guardian.co.uk [Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....