Untuk membuka peluang bisnis diperlukan ide-ide gila
yang tak dapat dicerna dengan pikiran pada umumnya. Perusahaan
Algordanza asal Hong Kong kini menekuni bisnis yang membuat abu orang
mati menjadi berlian.
Bahkan berlian sintetis ini kini banyak di
pesan dan bisa digunakan oleh keluarga yang ditinggal pergi sebagai
kenang-kenangan. Sementara itu, daya tarik bisnis ini setidaknya diakui
oleh Eva Wu yang memiliki putra bernama Cornald yang meninggal di usia
17 tahun hingga dirinya mengambil keputusan untuk mengubah abu anaknya
menjadi berlian.
“Saya merasa damai. Saya merasakan berada di dekatnya dan ini 100% dirinya,” ungkap Wu seperti dilansir dari CNN.
Bahkan Wu juga mengaku merasa dama dan kenangan yang terus melekat pada
benak wanita ini tercipta berkat jasa Algordanza yang merupakan
perusahaan Hong Kong yang berpusat di Swiss yang telah berjalan sejak
tahun 2008.
Pembuatan abu jenasah jadi berlian ini cukup
sederhana. Algordanza mengirim sekitar 200 gram sisa kremasi ke
laboratorium yang berada di Swiss. Karbon abu kemudian disaring dan
dimurnikan hingga 99 persen sehingga sempurna menjadi grafit hitam
berkilau.
Kemudian mesin mengaplikasi tekanan dan temperatur
setara gunung berapi. Sembilan jam kemudian, sebuah berlian sintetis
dengan semburat kebiruan tercipta. Semburat biru tersebut dihasilkan
dari boron yang memang terkandung alami di dalam tubuh.
“Berlian ¼
karat dijual seharga US$ 3.000 (Rp 27,6 juta). Berlian terbesar yang
pernah dibuat Algordanza yaitu 2 karat bernilai sekitar US$ 37.000 (Rp
340,4 juta),” ungkap Fong yang menjelaskan harga berlian ini kompetitif
dengan biaya pemakaman di Hong Kong.
Menurut Food and
Environmental Hygiene Department kota Hong Kong, harga pemakaman
bervariasi. Mulai dari kisaran US$ 2.000 (Rp 18,4 juta) hingga US$
200.000 (Rp 1,84 miliar) tergantung jenis peti jenazah yang dipilih.
Tanah juga termasuk barang langka di Hong Kong. Orang yang masih hidup
saja mengeluhkan tingginya harga properti di sana. Apalagi harga untuk
sepetak tanah makam di kota yang kekurangan lahan pemakaman ini.
Pemerintah Hong Kong bahkan menerapkan peraturan, sebuah jenazah hanya
boleh dikubur maksimal enam tahun sebelum akhirnya harus digali dan
dikremasi.
“Pendapatan Algordanza telah berlipat ganda sejak kantor operasional Hong Kong dibuka pada 2008,” tutur Fong.
Tapi, budaya tradisional China menekankan bahwa membisniskan kematian
itu tabu. Bahkan ayahnya, Bill menentang sejak awal merintis bisnisnya.
Namun akhirnya ayah Fong meninggal dunia, dan abu jenasahnya akan dibuat
menjadi berlian dan dibagi kepada empat anaknya yang tinggal berpencar.
Sementara bagi Eva Wu, reaksi keluarga terhadap keputusannya mengubah abu sang putra jadi berlian termasuk tenang.
“Mereka tahu ikatan batin dan kedekatan kami. Jika ini adalah cara yang
bisa membuat saya bahagia dan nyaman, (mereka bilang) silakan saja,”
tambah Wu.**(sip)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....