8 Agu 2011

Apa Hukumnya Banyak Nonton TV Saat Puasa?


TRIBUNNEWS.COM - BAGAIMANA pahala orang berpuasa yang sehari-hari menonton televisi? Apakah akan mengurangi pahala puasa?
 
Masdari Msi dalam Konsultasi Ramadan di Banjarmasin Post (Grup Tribunnews.com) menjelaskan jika orang berpuasa menonton televisi memang tidak membatalkan puasanya, sepanjang acara yang disaksikan tidak memperpanjang ghibah, seperti yang sering ditemui pada acara infotaiment yang dengan blak-blakan membuka rumah tangga selebritas.
 
Demikian pula misalnya jika yang ditonton adalah film-film barat yang banyak adegan pornonya sehingga mengakibatkan yang menonton terangsang, maka dalam kondisi seperti ini puasanya batal.
 
Kemudian yang pebih penting lagi tergantung dengan niat yang bersangkutan ketika menonton acara-acara di televisi tersebut. Sebab niat sangat menentukan perbuatan seseorang dalam aktivitas hidupnya sehari-hari. Kalau hanya sekadar mencari hiburan yang biasa-biasa saja (tidak seronok) atau ingin memperoleh informasi terkini yang terjadi di Tanah Air maupun  di belahan dunia, maka pahalanya puasanya tidak berkurang.
 
Hanya, dia kehilangan waktu yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah, seperti membaca Alquran, pergi ke majelis taklim dan sebagainya.
 
Menurut Imam Nawawi sunat hukumnya menjaga keinginan-keinginan yang sebenarnya tidak membatalkan puasa, seperti bersenang-senang dengan hiburan yang didengar, karena hal itu merupakan hiburan yang tidak sesuai dengan tujuan hikmat puasa.
 
Pendapat lebih tegas lagi disebutkan dalam kitab Fathul Mu'in, disunatkan menahan diri dari makanan yang subhat, dari syahwat yang diperbolehkan, yakni syahwat yang didengar, dilihat, serta syahwat mencium wangi-wangian (farfum).
 
Dari keterangan ini bisa digarisbawahi, kita boleh saja menonton televisi saat berpuasa, asalkan yang ditonton memang wajar dan tidak bertentangan dengan agama. Pahala puasa kita tidak berkuarang. Hanya, kita tidak mendapatkan pahala sunat puasa.
 
Sementara nilai pahala sunat di bulan Ramadan sama besarnya dengan melaksanakan ibadah wajib di bulan-bulan lainnya.
 
Seorang mu'min yang baik tentu akan memanfaatkan hari-hari di bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya. Dia berupaya semaksimal mungkin memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, demi memperoleh derajat taqwa yang dijanjikan-Nya. Kalaupun dia menonton televisi namun seperlunya saja, antara lain seperti saat menunggu beduk. Jadi frekuensi lamanya menonton sengaja dikurangi, sehingga berdampak positif bagi keluarganya.

Editor: Anita K Wardhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....