6 Okt 2012

Inilah Sejarah China 1000 Tahun Yang Lalu




Ditulis oleh Mu Shi

Seribu tahun silam setiap kota di dunia menjadi gelap gulita di malam hari, kecuali China yang terang benderang dengan cahaya yang terang dan ceria. Di malam hari,  kebanyakan kota besar menjadi sepi dan tenang, tetapi di China kota-kota penuh sesak dengan orang-orang, tenggelam dalam lagu dan tawa.
China adalah satu-satunya negara saat itu yang memiliki kota dengan populasi lebih besar dari satu juta orang. Selama abad ke-11, kota terbesar di Eropa seperti London, Paris, dan Venesia hanya memiliki populasi sekitar 10.000 orang.

Namun pada saat itu ibukota China adalah rumah bagi sekitar 1,5 juta orang China. Selain itu ada enam kota di China dengan populasi lebih besar dari 200.000 orang, dan 46 kota dengan populasi lebih dari 100.000 orang.

Di dalam kota-kota ini terdapat pusat layanan kesehatan masyarakat, panti asuhan, fasilitas untuk lansia, dan pemakaman umum bagi masyarakat miskin. Dalam banyak hal, fasilitas kesejahteraan pada saat itu adalah serupa dengan yang ada pada hari ini.

Pada saat itu Eropa sangat miskin dan terbelakang. Amerika Utara  belum berkembang, dan Afrika sangat primitif. Sehingga perbedaan antara China dan seluruh dunia bertahun-tahun lalu adalah sangat besar, di mana China jauh lebih maju.

Pada abad ke-13 kota terbesar dan paling makmur kedua di luar China adalah Baghdad (Irak) yang memiliki populasi hampir 500.000 orang. Venesia, kota paling makmur di Barat, hanya berpenduduk 100.000 orang, sementara kota-kota Hangzhou, Suzhou, dan Chengdu di China semua memiliki lebih dari satu juta orang penduduk di tiap-tiap kota.

Pada abad ke-14, London hanya berpopulasi 40.000 orang, dan Paris memiliki populasi sekitar 60.000 orang. Ketika orang dari Venesia, daerah bagian yang paling makmur di Italia, melakukan perjalanan ke Kota Quanzhou di Provinsi Fujian, China, mereka sering kali berseru, “Kota China ini adalah Kota Cahaya!”

Ketika orang-orang Venesia mengunjungi Kota Hangzhou di Provinsi Zhejiang, China, mereka merujuk Hangzhou sebagai  “surga” dan “kota yang paling indah dan mulia di dunia”. Diyakini bahwa orang Italia menciptakan spaghetti setelah melihat mie China, ketika mereka melihat es krim China, mereka mengembangkan es krim gaya mereka sendiri.

Pada masa itu industri baja China utara memiliki output tahunan 14 juta ton. Namun, pada 1788, hampir 400 tahun kemudian, keseluruhan industri baja Inggris menghasilkan sekitar 85.000 ton per tahun!

Pada abad ke-11, China menggunakan mata uang kertas, tetapi Eropa tidak mengembangkan uang kertas sampai setelah abad ke-17. Tahun 1661, uang kertas Swedia menjadi uang kertas Eropa pertama yang beredar. Mata uang China pada saat itu lebih kuat dari dolar AS dan euro Eropa pada saat ini, dan koin China juga lebih berharga.

Orang China memiliki naluri bisnis yang tinggi sejak 1.000 tahun lalu. Misalnya, orang dari Dinasti Song memperdagangkan porselen terbuat dari campuran tanah liat untuk sejumlah besar emas dan perak.

Pada suatu waktu pada zaman dahulu, orang China dijunjung tinggi oleh setiap bangsa. Pengrajin China dianggap sebagai salah satu harta karun dunia. Mereka menggunakan keterampilan teknis mereka yang sangat maju untuk ditukarkan dengan bahan baku dan sumber daya, namun jutaan orang di China hari ini melakukan kerja kasar dan murah hanya untuk mencari nafkah.

1.000 tahun silam penduduk Luoyang dengan bangga mengatakan, ”Saya bahagia karena saya tinggal di kota terbaik di dunia!” Saat ini, orang memiliki kepercayaan diri yang rendah untuk mengatakan hal-hal tersebut.

Hari ini dalam banyak hal, orang China sudah melepaskan budaya indah mereka sendiri untuk dipertukarkan dengan doktrin Barat yang biasa-biasa saja.

Seribu tahun silam, China dianggap sebagai “Pusat Dunia” memimpin dalam pertanian, perdagangan, manufaktur, kerajinan tangan, dan hiburan. China juga memimpin dunia dalam bidang ekonomi, politik, teknologi, budaya, akademik, dan militer.

Hari ini, China terutama dikenal untuk barang dan buruhnya yang murah, dan untuk populasinya yang terbesar dari negara manapun.

Itu adalah hasil kerja keras dan kebijaksanaan leluhur China yang menciptakan  bangsa yang kuat pada saat itu, tapi generasi sekarang digambarkan sebagai pemalas dan apatis, mengakibatkan keterbelakangan umum di masyarakat China. Siapa yang harus disalahkan atas hilangnya warisan budaya luhur seperti itu?.

Xi ’an dianggap sebagai kota terbesar di dunia 1.000 tahun silam, juga  sebagai pusat kebudayaan Asia terbesar di dunia, pusat spiritual, dan gerbang jalur perdagangan. Waktu itu Produk Domestik Bruto (PDB) China menyumbang sekitar 80% PDB dunia. Orang China masa kini terkejut dengan informasi ini, dan bertanya tak percaya, ”Bagaimana itu mungkin?”

Tidak banyak orang China menyadari bahwa Tiongkok yang sekarang jauh berada di bawah bila dibandingkan dengan kejayaannya dahulu. (kanzhongguo.com/widy) sip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....