Salam sejahtera dan keselamatan bagi orang-orang yang beriman
(percaya) ketika datang kepadanya orang yang menyerukan ayat-ayat Allah
dengan terang dan jelas. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian
alam, baik itu alam dahulu maupun alam yang akan datang, dan yang nyata
bagi umat yang hidup di zaman ini yang mana bagi umat yang telah lalu
ada seorang pemberi peringatan yang datang kepada mereka dengan bahasa
yang dapat dimengerti oleh kaumnya. Dialah Rasul (utusan) Allah yang
datang sebagai Pemimpin umat yang hidup ketika itu. Setelah sekian
lamanya berlalu, agama yang dibawanya dari sisi Allah yaitu islam yang
selalu terdepan, yang mempunyai satu aqidah, satu keyakinan dan satu
Pemimpin semakin lama semakin tertinggal dan terpuruk. Masing-masing
berjalan sesuai dengan apa yang didapati dari nenek moyangnya, walaupun
nenek moyangnya tidak mengetahui apa-apa dan tidak mendapat petunjuk.
Ada diantara mereka itu yang mendapati dan mengetahui ilmu agama dari
buku-buku tanpa bimbingan seorang guru yang Mursyid dan ada yang dari
perguruan tinggi ilmu agama, bahkan ada yang mengajar dimana-mana dan
berceramah di rumah-rumah, di atas mimbar disetiap mesjid yang tujuannya
benar untuk menyatukan umat. Nah…! Yang lebih mengherankan lagi banyak
dari perguruan tinggi ilmu agama yang setiap tahunnya melahirkan
ulama-ulama (Ustadz, kyai, syekh dan sebagainya) dinegeri ini malah
semakin banyak manusia yang tidak karuan. Kamunyakah yang tidak mau
mengadakan pembenahan diri atau ulamanya yang tidak bertanggung jawab
atas apa yang telah
dikumandangkannya disetiap mesjid untuk menyeru umat bersatu. Tetapi
tidak tahu kemana satunya, yang tiap-tiap diri menuruti keinginannya
masing-masing. Dan tidak ada diantara kamu yang mengambil pelajaran.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (pelajaran) bagi orang yang berakal”.
Maka pada hari ini kami datang dengan membawa berita besar dan
mengumandangkan pada tuan-tuan sekalian, apakah kamu orang yang tahu
(berilmu / uutul kitaab) atau tidak tahu (tak berilmu / ummiy) sama
sekali, bahwa:
“Pemimpin telah datang”
yang mengajak kepada tuan-tuan untuk bersatu pada satu pemimpin yang
mana dari tiap-tiap pemimpin akan kami tanyakan atas apa yang kamu
pimpin selama ini. Dia telah memerintahkan kepada tuan-tuan sekalian
“Taat patuhlah kamu kepada ALLAH, dan taat patuhlah kamu kepada Utusan
(rasul) serta pada pemimpin yang dari kamu”. Untuk taat patuh kepada
Allah, tidak bisa tidak kamu mesti taat patuh kepada Utusan (Rasul) dan
untuk benarnya kamu taat patuh kepada Allah dan Rasul kamu mesti datangi
pemimpin yang telah didatangkan oleh tuhanmu kepadamu. Pemimpin, Utusan
dan Allah, bukan tiga melainkan satu jua adanya. Begitu juga alam yang
dahulu, alam yang akan datang dan alam yang kamu hidup dimasa ini, bahwa
itu bukan tiga namun satu jua adanya. Benarnya kamu beriman (percaya)
kepada Utusan-utusan (rasul) yang dahulu kamu pasti percaya kepada orang
yang didatangkan oleh Tuhanmu sebagai pemimpin pada saat sekarang ini.
Jika sebaliknya, kamu menentang kehadirannya berarti kamu mengadakan
dusta terhadap Allah, nyatalah bahwa kamu adalah pembohong besar, kamu
telah mengingkari Alqur’an, karena dia datang dengan Alqur’an yang
menjelaskan segala kitab-kitab yang ada padamu.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah; mereka menjawab; “tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari nenek moyang kami”.
Ketahuilah wahai tuan-tuan, bahwa sesungguhnya Pemimpin itu ialah
orang yang datang dengan keterangan yang nyata dari sisi tuhan yang maha
rahman lagi rahim sebagai nikmat yang dianugerahkan kepadamu sekalian.
Didalam sholatpun tuan-tuan telah memintanya.
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang telah engkau anugerahi nikmat atas mereka”.
Sesungguhnya ketika kamu iman (percaya) dengan apa yang telah
disampaikannya kepadamu yang dari Tuhanmu sungguhlah kamu telah mendapat
petunjuk dan janganlah kamu mati sebelum memeluk agama Islam dan
bersaksilah kamu dengannya atas penyerahan diri (Islam)mu secara
keseluruhan dan sampailah kamu kepada taqwa yang sebenar-benar taqwa.
Itulah satu hikmah yang sempurna dan kesempurnaan iman bagi siapa saja
yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya.
Sesungguhnya Agama yang disisi Allah adalah Islam. Berarti disisi
Allah adalah disisi Utusan (Rasul)Nya, itulah disisi Pemimpin yang
datang kepadamu menceritakan kisah yang sebelumnya dan padanya segala
kunci-kunci yang ghaib, maksudnya kunci-kunci atau pintu-pintu yang
tidak kamu ketahui darimanakah kamu akan memasukinya dan dari manakah
kamu akan melalui jalan keluarnya.
“Sembahlah kamu Allah, Taqwa kepada-Nya, serta ikut Aku”
Sekali-kali Dia tidak mengharapkan upah sedikitpun darimu atas seruan
ini. Jika diantaramu ada yang mengingkari apa yang diperintahkan oleh
Tuhanmu kepadanya untuk menyampaikannya kepada seluruh manusia, sungguh
kamu telah mengingkari dirimu sendiri. Kamu berlepas diri dari apa yang
kami diperintahkan dan kami berlepas diri pula dari apa yang kamu
usahakan. Jangan kamu berkata belum datang kepadamu orang-orang yang
memberi peringatan, sesungguhnya sudah datang kepadamu dengan ayat-ayat
suci Tuhan sebagai penyambung lidah Rasulullah yang sekian lama
terputus. Maka ketahuilah dan saksikanlah bahwa kamilah orang-orang yang
berserah diri (Islam).
Pada masa ketetapan Ibrahim a.s, dia telah membuka pintu-pintu dengan
memerintahkan kepada kaumnya ketika itu, agar jangan menyembah yang
selain Allah. Dia telah mengkisahkan tanda-tanda Tuhannya kepada umat
dimasa itu, setelah mereka mendengar tentang apa yang diturunkan kepada
Ibrahim yang dari Tuhannya. Tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim
melainkan orang yang memperbodoh dirinya. Maka diperintahkan kepada
mereka yang beriman (percaya) kepada apa yang telah dikumandangkannya,
diwajibkan agar jangan mati sebelum memeluk agama Islam. Mereka
menyaksikan atas keislaman mereka dan Utusan (Rasul) menjadi saksi bagi
umatnya dimasa itu.
“Itu adalah umat yang telah lalu, baginya apa yang di usahakannya dan
bagimu apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan dimintakan
pertanggung jawaban tentang apa yang mereka kerjakan”. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah, sedang tiap-tiap urusan ada ketetapannya yang
telah ditetapkan oleh Utusan-utusan (Rasul)Nya, Dialah pemimpin menjadi
saksi umat yang didatangkan Allah setiap masa dan zamannya yang
kedatangannya itu tidak bisa ditunda-tunda. Jika kamu masih saja
ragu-ragu dengan apa yang telah disampaikannya kepadamu dan kamu masih
saja menunggu untuk melihat benar atau tidaknya orang itu maka
tunggulah, kamipun termasuk orang-orang yang menunggu didatangkannya
azab kepadamu. Saksi, Utusan dan Allah bukan tiga melainkan satu jua
adanya. Apabila telah datang orang yang dengan alqur’an memberi
peringatan kepadamu, kamu masih saja mengikuti apa yang kamu dapati dari
nenek moyangmu maka sia-sialah perbuatanmu selama ini yang kamu
menyangka telah berbuat sebaik-baiknya.
Buatlah keterangan seperti apa yang kami buatkan ini agar kami yang
ikut denganmu, kalau kamu tidak mampu membuatnya berarti bukan kamu
orang yang patut diikuti dan sudah seharusnyalah kamu menyatukan dirimu
kepada Pemimpin yang mutlak. Jika benar kitabmu Alqur’an, Ayo…!!
Bersatulah, kalau tidak kamu termasuk ahli neraka.
“Walladziina sa’au fii aayaatinaa mu’aajiziina ulaa-ika ashhaabul jahiim.
Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami
dengan melemahkan; mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.”
Dan tentang kedatangannya kamu tidak usah heran atau bingung apalagi meragukannya, melainkan kamu dituntut ikut kepadanya,
Orang Itu merupakan kabar gembira bagi orang yang percaya (beriman),
sekaligus peringatan bagi orang yang ingkar (kafir), untuk apa dibuatkan
demikian!. Supaya dia memberi pringatan kepada kamu sekalian manusia
sekarang ini, seperti dahulupun telah pula ada orang yang memberi
peringatan seperti ini agar kamu benar-benar bertakwa dan mendapat
rahmat dari Allah SWT.
Jangan lagi kamu katakan sekarang ini, apabila Orang Itu membacakan
Kalam-kalam Qadim (Al Qur`an), kamu mengatakan “ini dulu, sekarang mana
ada lagi seperti ini”, Sebab :
Artinya :
“Ketika dibacakan kepadanya ayat-ayat kami mereka berkata ini hanya dongengan orang-orang dahulu kala”
(Al Qalam; 15)
Kenyataan kamu memang demikian sering kali mengatakan apa yang ada di
AlQur’an itu hanya untuk orang dahulu, jika begitulah hal keadaannya
kamu berikan saja Kitab ini kepada orang dulu, padahal sebenarnya
“Alqur’an itu tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang
bertakwa”. Yang lebih hebatnya lagi sekarang ada segelintir orang yang
pandai dalam berbahasa arab mereka bahkan sanggup menjual ayat-ayat Al
Qur’an dengan harga yang sedikit,
Kami sangat menegaskan kepada saudara-saudara, tuan-tuan, dan umat
manusia yang lain, untuk berpikir dan menggunakan akalnya dan lihatlah
apakah dirimu itu yang tergolong orang-orang yang mendustakan
ayat-ayatnya serta menolak dan mengingkari kedatangan Orang Itu.
Jika demikian bersegeralah kamu kepada taubat dengan sebenar-benar
taubat bagaimanakah itu ? datangi Orang Itu. Rasullullah SAW bersabda :
“setelah Aku ini ikutilah ulama karena ulama itu adalah pewaris para
nabi”. Kamu memang dituntut untuk percaya tidak sebatas kepada rasul
saja namun kepada penerusnya apakah itu Ulama , Khalifah, Imam, Syeikh,
Saksi, yang mereka itu semua adalah pemimpin umat, yang kedatangan
mereka harus kau ikuti bukan malah sebaliknya, menentangnya.
Dan memang banyak dalam riwayat dikisahkan kedatangan orang-orang
itu, manusia dimuka bumi atau kamu senantiasa menolaknya, Syeikh
Abdurrauf Singkli (Syeikh Kuala ) Aceh diusir dari kampungnya, Imam
Ghozali difitnah bahkan dimusuhi, Imam Syafii dicambuki oleh Sultan
hanya untuk mengatakan Al Qur’an ini Qadim (sedia) Syeikh Besilam juga
demikian difitnah memakan harta murid-muridnya, dan sekarang telah
datang dikotamu penerusnya yang membacakan ayat-ayat Al Qur’an kepadamu
dengan nyata, namun kamu lempari rumahnya dengan batu bahkan kamu musuhi
dan mengatakan itu ajaran sesat. Apakah kamu yang benar itu ?
Jika kamu benar ajaklah manusia kepada Allah jika kau sanggup,
kamipun akat ikut kepadamu jika kau benar!.. karena kita tidak buat umat
berpecah belah namun agar jadi satu dan bertasbih kepada Allah serta
membesarkan agamanya dan menguatkannya, tapi kalau tidak bisa mengapa
kamu harus menyombongkan diri. Itu menandakan bukan kamu orang yang
dimaksud itu!… mengerti.
Ketika mereka (Imam, Syekh, Ulama) itu wafat kamu selalu memujinya,
padahal sebagian kamu bukan pengikutnya ketika itu, bisa jadi
penentangnya, yang lebih tololnya lagi kuburannya pun kamu sembah
(Syeikh Abdurrauf Singkli) bahkan ada yang Memberikan uang (duit)
(syeikh Besilam). Entah apa yang ada didalam otak manusia ini dikiranya
hal yang demikian akan membawakan berkah dan rahmat baginya, padahal
ayat tersebut diatas sudah jelas ketika ia hiduplah kamu ikut kepadanya
(percaya) maka kamu dapat rahmat, kalau sudah wafat apanya yang sama
kamu?, ikutilah penerusnya. Dan sekarang telah ada orang yang menyeru
kepada Allah apakah kamu tetap pada pendirian kamu ?.. jika demikian
tunggulah janji Allah terhadap orang-orang yang menolak kedatangan Orang
Itu.
Dan Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal Allah belum
membuktikan siapa-siapa orang yang berjihad diantara kamu dan siapa yang
sabar”
(Ali Imran ; 142)
ayat tersebut diatas Allah sangat menekankan dan sangat mempertegas
tentang hal siapa orang-orang yang berhak masuk surga. Jika belum nampak
bagi Allah bahwa kamu berjuang untuk-Nya, maka jangan kamu katakan kamu
masuk surga. Terkadang dan kebanyakan dari manusia ini selalu
mangatakan hal demikian, bahkan ada yang mengatakan “kami tidak akan
disentuh api neraka melainkan hanya sebentar saja!…., Kapan kamu
mendapat janji dari Allah bahwa kamu tidak akan masuk neraka sehingga
Allah tidak memungkiri janjinya “(Al Baqarah, 80)
Bagaimanakah berjanji kepada Allah ? , sangat mudah sekali, kamu
datangi saja Utusannya (Rasul), atau penerusnya (Pemimpin) yang dari
kamu itu, nah dia itulah yang akan mengambil janji kepadamu sehingga
kamu sudah berjanji kepada Allah.
Itulah yang dinamakan kamu mengambil janji dari sisi Allah atau Tali
Allah atau Waliullah, maksud dari sisi Allah atau Tali Allah itu bukan
seperti yang ada dalam otak kamu, jangan berpikir nanti tali Allah itu
terjulur dari langit kebumi, bukan…bukan itu. Namun tali Allah itu
maksudnya adalah penerus-penerus risalah ketuhanan baik itu dari Adam As
sampai kepada Muhammad SAW anak ‘abdullah dan Dari Muhammad SAW anak
‘abdullah sampai kepada para ulama dan Pemimpin-pemimpin umat
seterusnya.
Jadi demikian yang dapat kami sampaikan, sebagai kesimpulan jika kamu
menolak bahkan menentang kedatangan orang itu atau penerus itu maka
sungguh Allah menetapkan Azab yang pedih, dan kami mengkhabarkan hal
demikian untuk menyatakan kepada tuan-tuan dan saudara-saudara sekalian
bahwa pemimpin dan orang itu telah datang dikota ini yang menjelaskan
dan membacakan ayat-ayat Tuhan itu dengan nyata kepada kamu sekalian.
Dan kami juga menyimpulkan ambillah janji dari sisi Allah, agar
apapun yang kamu katakan memang tidak dusta lagi, jika tidak, Allah
sendiri akan mengazabmu dan jangan pernah lagi mengatakan bahwa kamu
akan masuk surga padahal kamu tidak pernah berjihad. Bahkan kamu lebih
mencintai harta benda, istri-istrimu, anak-anakmu, bapak-bapakmu,
nenek-nenek moyangmu daripada Allah. Maka nyatalah bagi kami bahwa kamu
adalah pembohong yang besar.
Jika Kamu Mencintai Allah Dan Rasulnya Maka Ikutilah Aku
Sekarang kami membuka pintu untuk berdiskusi, musyawarah ataupun
pertemuan wadah lainnya baik itu diundang atau mengundang. Yang
tujuannya agar umat ini bersatu, dan mempunyai pemimpin (Ulama, imam,
Khalifah, dsb). Tidak beribadah sendiri –sindiri atau menganggarkan
ilmunya masing-masing dan menyatakan mereka paling benar. Sungguh hal
demikian adalah membuat kerusakan dimuka bumi.
Seruan kami ini untuk semua kalangan apakah itu muda maupun tua, kaya
atau miskin, pintar atau bodoh, bahkan untuk orang yang berilmu juga
alim.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....