21 Jun 2011

Presiden Columbia Bertahan Hidup dengan meminum air seninya sendiri


alt

Istri Francisco Piedrahita (kiri) mencium suaminya setelah ditemukan usai tersesat di rawa selama lima hari.

Seorang presiden universitas dari Columbia mendapat lebih banyak daripada apa yang diharapkan dari perjalanan ke Amerika Serikat. Dia tersesat hampir selama lima hari di Louisiana Bayou dan bertahan hidup dengan memakan batang pohon dan minum air seninya sendiri.

Profesor Francisco Piedrahita (65), kepala Universidad Icesi (Columbia), berada di Jean Lafitte National Historic Park dekat New Orleans dan berjalan sepanjang taman Wood Duck Trail pada Sabtu pekan lalu. Dia berencana memotret bebek bersiul dengan warna cerah asli di daerah berawa ketika ia akhirnya tersesat.

Untuk bertahan hidup, Piedrahita makan beberapa batang tumbuhan. "Untuk minuman, saya harus menggunakan air seni," kata Piedrahita kepada wartawan sebelum ia meninggalkan rumah sakit pada Kamis (26/5) malam. ''Seorang berjalan di taman itu tampak seperti tidak ada risiko sama sekali. Padahal, itu bisa saja berbahaya.''

Piedrahita menceritakan bagaimana ia menghabiskan Sabtu pagi dengan mengendari mobil sejauh 2,5 mil dari dermaga. Dia pun berjalan kaki di jalanan beraspal di salah satu sisi dari jalan raya dua lajur. Dia sempat makan siang dengan sang sopir sebelum untuk memutuskan berjalan sendiri dengan berjalan kaki.

Ketika mengambil jalan tanah, Piedrahita menduga kenyataan bahwa jalan tanah itu belum dibangun sehingga tidak perlu papan untuk berjalan. ''Saya tidak pernah berpikir bahwa jalan tanah itu ternyata rawa," katanya.

Setelah menyadari bahwa jalan tanah tersebut ternyata kolam rawa yang mengering, Piedrahita memutuskan untuk berjalan kembali ke jalan raya. Dia mendengar bunyi deru mobil di jalan raya di seberang sana. Dengan menggunakan pohon palmetto pohon dan semak-semak berbunga putih, Piedrahita membuat penanda sepanjang jalan.

Piedrahita mengatakan ia kesulitan melakukan navigasi melalui pemandangan rawa. Dia pun sempat terjebak dalam kawasan rawa yang masih basah sehingga membuatnya sulit untuk berjalan. ''Ketika rawanya tidak terlalu dalam, itu tidak masalah. Tetapi jika rawa itu sangat dalam, maka itu adalah masalah besar,'' kata Piedrahita. ''Aku tidak bisa menemukan jalan kembali di area rawa yang sangat luas sekali.''

Piedrahita menggunakan kayu sebagai tongkat untuk menyeimbangkan jalannya yang mulai goyah karena kelelahan dan liatnya lumpur. ''Beberapa kayu tongkatku patah saat saya berjalan dan aku jatuh ke dalam air,'' katanya.

Dia menyesal karena telah meninggalkan telepon selulernya di kamar hotel. Sebab, menurut Piedrahita, berjalan di sebuah taman bukan sesuatu masalah besar sehingga dia akhirnya pergi tanpa membawa alat komunikasi.

Namun demikian, dia beruntung karena berpesan kepada sopir bahwa dia akan kembali dalam waktu kurang dari satu jam. Dan ketika dua jam telah berlalu, sopir taksi akhirnya menghubungi penjaga hutan untuk mencari Piedrahita.

Piedrahita menghabiskan hari dengan berbaring tanpa ada orang yang bisa menyelamatkan. Dia disiksa oleh nyamuk, lalat dan panasnya udara Louisiana. Begitu pula deru lalu lintas jalan raya yang ia dengar sepanjang hari dan malam, tetapi tidak tahu bagaimana cara untuk sampai ke sana.

Ketika rasa takut mulai mencekam, Piedrahita akhirnya berhasil ditemukan setelah petugas melihatnya dari atas helikopter. ''Ketika sirene tiba ... itu adalah perasaan saya yang terbaik, "katanya." Setengah jam setelah itu, aku mendengar anjing menggonggong. Aku berteriak 'tolong, tolong'. Seorang pria menjawab dalam bahasa Spanyol:'Donde esta usted? Di mana kau?' Aku hanya bisa berkata,'Ini di sini!!"

Redaktur: Didi Purwadi/Republika
Sumber: www.dailymail.co.uk
http://www.sumbawanews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Coretannya yang ditunggu untuk kebaikan bersama....